Home » 3 Keunggulan Bahan Disperse yang Harus Kamu Tahu

3 Keunggulan Bahan Disperse yang Harus Kamu Tahu

Banyak produsen kain yang mulai menggunakan bahan disperse sebagai material dalam membuat sprei.

Bukan tanpa alasan, bahan ini sangat halus dan lembut sehingga nyaman jika digunakan.

Tidak hanya itu, sprei dengan bahan ini juga tidak mudah luntur.

Mengenal Lebih Dulu Disperse untuk Sprei

Sebenarnya disperse bukanlah sejenis bahan atau kain dalam membuat sprei.

Melankan proses printing atau pewarnaan yang menggunakan bahan poli ataupun sejenisnya.

Oleh karena itu, sprei disperse yang sering ditemukan di pasaran khususnya tempat grosir sprei tentunya sudah melalui berbagai rangkaian pewarnaan.

Hasil sprei disperse ini juga terbilang sangat baik. Tidak hanya itu, sprei disperse juga memiliki kualitas yang lembut, tidak mudah pudar dan tidak berbulu.

Perlu diketahui bahwa bahan disperse juga dikenal dengan bahan katun mikro atau microtex.

Zat warna dispersi sendiri sering digunakan untuk mewarnai serat sintetis seperti polyester.

Sebab serat polyester memiliki pori-pori yang apabila dipanaskan pada suhu 100°C, maka partikel warna akan meresap dengan baik.

Dalam perkembangannya, zat warna dispersi ini juga digunakan untuk proses printing dengan nama zat warna pigmen.

Sebab zat warna dispersi bersifat tidak mudah larut dalam air sehingga lebih mudah dibentuk sebagai pasta printing.

Walaupun memiliki banyak keunggulan, namun di pasaran bahan ini sering dipakai untuk produksi sprei daripada untuk membuat kaos, kemeja, atau pembuatan jersey.

Keunggulan Bahan Disperse

Kain disperse melalui serangkaian proses pewarnaan yang dikenal dengan nama disperse print.

Proses pewarnaan ini menggunakan bahan sintetis non-ionik.

Oleh karena itu, teknik ini menghasilkan kain yang sangat memuaskan terlebih jika diaplikasikan untuk sprei.

Ada beberapa keunggulan yang ditawarkan oleh kain disperse ini.

Semua keunggulan ini tidak terlepas dari proses pewarnaan yang dilakukan.

Untuk lebih jelasnya, simak penjelasan berikut:

1. Menggunakan Tinta Dispersi

Tinta yang digunakan dalam teknik disperse print yaitu tinta khusus yang tersublimasi.

Nantinya, tinta tersebut diterapkan pada kain sehingga menjadi bagian dari kain itu sendiri.

Zat pewarna dispersi tidak seperti zat warna lainnya, sebab memiliki sifat serta karakteristik yang lebih unik dan unggul.

Tinta dispersi sendiri terdiri dari tiga macam, yaitu dispersi energi rendah, sedang serta tinggi.

Akan tetapi, yang paling umum digunakan adalah tinta dispersi rendah.

Dengan tinta ini, lebih memudahkan dalam transfer warna dari kertas ke kain.

2. Tidak Lekang oleh Zaman

Teknik disperse print berawal dari tahun 1922 ketika peneliti Green dan Saunders membuat senyawa azo berwarna.

Kelompok pelarut seperti metil sulfat dapat melekat baik di gugus amino.

Sehingga ketika direndam zat warna, akan menghasilkan azo dan formaldehyde bisulfite.

Kemudian pada tahun 1953, Ellis dan Baddiley menyempurnakan perpaduan tersebut dengan sulpho ricinoleic.

Yaitu senyawa yang dapat mewarnai serat selulosa asetat pada kain polyester, nylon, acrylic serta bahan sintetis lain.

Perpaduan ini dikenal dengan sebutan Disperse Dye.

BACA JUGA: mengenal apa itu bahan TC

3. Warna tidak Mudah Luntur

Dalam proses pewarnaan bahan disperse harus melalui proses pemanasan.

Tujuannya adalah agar pewarna dapat menembus serat polimer dan warna kain lebih tahan lama.

Hal ini terjadi karena adanya adsorpsi pada kain.

Warna kain yang melalui proses pemanasan tidak akan mudah luntur.

Sebab, kain dipanaskan pada suhu 60°C hingga seluruh senyawa terkumpul.

Kemudian di tahap akhir suhu akan dinaikkan menjadi 90 hingga 130°C dan diturunkan kembali ke suhu semula untuk menghilangkan residu.

Itulah penjelasan mengenai bahan disperse yang banyak ditemukan pada produk sprei di pasaran.

Sekarang persaingan sprei dengan bahan ini sangat ketat, mulai dari segi harga, motif hingga distribusinya.

Mengingat bahan yang satu ini menawarkan kenyamanan bagi penggunanya.